kids party

14 Tips Pesta Anak tak Terlupakan

Meski terkesan sepele, mengadakan pesta ulangtahun anak ternyata hampir sama dengan merencanakan pesta orang dewasa, lho! Simak tips berikut agar ulangtahun Si Kecil sukses dan terkenang selalu.

Tak jarang orangtua jadi super sibuk merencanakan pesta ulangtahun untuk merayakan hari jadi sang buah hati. Meskipun anak-anak yang berpesta, ternyata urusan ini sering memusingkan. Sebab, mengurus pesta anak ternyata bisa lebih rumit dibanding pestanya orang dewasa. Soal waktu, tempat, acara, makanan, dan bingkisan untuk dibawa pulang pun, harus disesuaikan dengan selera para tamu mungil ini.

Namun, justru di sinilah letak tantangannya. Ukuran kesukesan pesta anak bukan terletak pada kemewahan, biaya besar, atau lokasi bergengsi sebagai tempat menggelar pestanya, melainkan bila mereka tetap bertahan di tempat hingga pesta usai dan tak pernah melupakan asyiknya pesta itu.

Jadi, baik dilakukan sendiri maupun dibantu EO, perencanaan yang matang sangat dibutuhkan. Bila Anda berencana mengadakan pesta ulangtahun bagi anak Anda, simak tips agar acara berjalan lancar:

1. Waktu. Meski hari ulangtahun anak jatuh di hari biasa, usahakan pesta tetap digelar di hari libur agar kesempatan para undangan untuk datang lebih banyak. Adakan di jam 11.00 atau 16.00 dan jangan lebih dari 2-3 jam, agar anak-anak tak bosan dan kelelahan karena acara berlangusng terlalu lama. Kurun waktu ini sudah termasuk menunggu undangan yang datang terlambat, acara makan, dan acara pesta.

2. Lokasi. Selain di rumah, kini banyak orangtua mengadakan pesta di sekolah, restoran, ruang serbaguna di apartemen, atau komplek perumahan, bahkan ballroom hotel. Bila jumlah undangan sedikit, rumah atau restoran bisa jadi pilihan. Bila jumlah undangannya banyak, cari lokasi yang lebih nyaman.

Jika sekolah jadi pilihan, minta izin lebih dulu ke pihak sekolah, dan taati aturan yang berlaku. Biasanya, anak TK atau kelompok bermain lebih sering mengadakan pesta di sekolah.

3. Dana. Siapkan anggaran khusus, sesuaikan dengan jumlah undangan dan orangtuanya yang datang menemani, serta rencana pesta yang diinginkan. Jika memungkinkan, Anda bisa menyewa jasa EO, dan kemukakan besarnya bujet Anda. Buat pesta sesuai kemampuan, tak perlu iri atau berusaha mengungguli pesta anak lain, hanya karena gengsi.

4. Ide. Tanyakan pada Si Kecil, apa yang dia inginkan dalam pestanya nanti, misalnya karakter tokoh, makanan, dan permainan yang dia sukai. Hindari bertanya pesta seperti apa yang dia inginkan. Selain pikirannya bisa berubah-ubah dan makan waktu, bisa saja idenya malah sulit dilakukan. Bila pakai EO, libatkan diri Anda dan anak dalam pemberian ide, sehingga pihak EO tahu keinginan anak dan Anda dan pesta yang diadakan tak terasa “asing”.

5. Undangan. Mengundang 30 – 50 anak tergolong ideal. Hindari mengundang terlalu banyak anak, agar lebih mudah diatur. Agar pesta berjalan seru, cukup undang keluarga, kerabat dekat, dan teman-teman yang dikenal Si Kecil, atau orang yang pernah mengundangnya.

6. Kreatif. Bila kemampuan Anda terbatas, pesta di rumah justru lebih menguntungkan. Gali ide kreatif Anda. Tak perlu membuat dekorasi yang rumit. Beli balon, kertas krep, dan pita, lalu tata secara meriah dan menarik.

7. Bahaya. Hindari penggunaan benda-benda tajam dan alat yang berhubungan dengan listrik dalam permainan selama pesta.

8. Sabar. Tunggu hingga tamu yang hadir sekitar 80 persen dari total undangan, baru acara dimulai.

9. Tema. Pesta dengan tema khusus lebih mudah mempersiapkannya. Sebab, undangan, dekorasi, kostum undangan, acara, makanan, kue hingga bingkisan, biasanya menyesuaikan tema. Misalnya, tema Barbie, Hawaii, superhero, sirkus, dan lainnya.

Sebagai tambahan, berikan hadiah bagi undangan yang kostumnya paling menarik. Untuk pesta bertema, sebaiknya gunakan jasa EO, sebab karakter tokoh, dekorasi, kue, dan sebagainya akan lebih repot bila dikerjakan sendiri.

10. Acara. Siapkan acara dengan matang, karena pesta ulangtahun bukan sekadar acara berkumpul. Awali dengan permainan, nyanyi bersama, sulap atau akrobat, baru tiup lilin. Lalu, sisihkan waktu 20-30 menit untuk makan dan permainan bisa kembali digelar. Di akhir acara, bagikan bingkisan kepada para tamu dengan tertib.

11. Menu. Cari menu yang disukai dan boleh dikonsumsi anak-anak, misalnya nasi goreng, burger, spageti, chicken nugget, kentang goreng, mi goreng, pop corn, crepes, bakso, soft drink atau es krim. Bedakan menu untuk anak dan orangtua. Saat acara makan berlangsung, bila luas ruangan memungkinkan, sebaiknya bagikan makanan ke tiap anak (terutama balita) langsung di meja masing-masing, jangan meminta mereka mengambil sendiri. Menu untuk orangtua lebih bervariasi dan sajikan secara buffet. Bila mengadakan pesta di rumah dan tak mau repot, manfaatkan saja penjual makanan yang biasa lewat di depan rumah.

12. Bingkisan. Lebihkan jumlah bingkisan yang Anda siapkan, sekitar 20 persen dari total jumlah undangan dan sesuaikan isinya dengan usia anak. Sebab, tak jarang sepupu, kakak, atau adik yang diundang pun ikut ke pesta. Bagi juga bingkisan untuk mereka, agar tak merasa iri atau ngambek. Lebih baik lebih daripada kekurangan, kan?

13. Seru. Agar anak-anak menikmati acara, usahakan di antara mereka sudah saling kenal sebelumnya, buat permainan yang mereka sukai, pilih MC yang seru dan bisa membuat anak-anak tertawa selama acara, dan putar lagu-lagu yang mereka sukai.

14. Permainan. Pilih permainan sesuai umur para tamu anak, baik untuk di dalam maupun di luar ruangan. Untuk anak umur 1-3 tahun, pilih permainan yang mudah, aman, dan yang melibatkan orangtua atau pengasuh anak. Misalnya, memasukkan mainan kayu berbentuk donat ke dalam tiang-tiang kayu atau lari bola.

Lalu, untuk anak umur 4-6, permainan bisa main lari bola, lari gundu, atau jepit genit. Jepit genit adalah lomba lari anak memasangkan jepit baju di baju ibunya atau pasangan lombanya. Permainan untuk anak di atas umur 7 tahun antara lain lomba joget sarung, menari, menyusun piramid dari gelas plastik, dan musical chair.

Musical chair yaitu permainan dengan memutar lagu dan anak-anak berjalan mengelilingi sejumlah kursi. Saat lagu berhenti, anak-anak harus berebut kursi. Yang tak mendapat kursi harus keluar dari permainan atau diberi “hukuman” menyanyi, menari, dan lainnya. Menyewa topeng monyet yang biasa lewat di depan rumah pun bisa jadi pilihan hiburan pesta.

KADO BUAT SI KECIL
Memilih kado untuk anak-anak relatif mudah karena banyak pilihan yang tersedia. Yang penting diingat, sesuaikan dengan kebutuhan dan usia anak yang berulangtahun. Untuk balita, bisa membErikan kado mainan atau baju. Pilih mainan yang edukatif dan merangsang kreativitas, serta gerak motoriknya. Sedangkan untuk anak yang lebih tua, bisa berupa mainan yang mendidik, buku, atau barang-barang yang sesuai hobinya.

Menurut Yuli, akan lebih baik bila Anda tahu hobi anak yang akan diberi kado. Yang juga penting diperhatikan, berilah kado sesuai kemampuan Anda. Tak perlu terpengaruh orang lain atau merasa harus membalas kado mahal dari si pengundang saat anak Anda berulangtahun sebelumnya. Berapa pun harga kado yang Anda berikan, yang penting niat Anda tulus.

Sumber: Yulianti Said, Giggles Party Event Organizer

mendidik anak memaafkan

Melatih Anak dalam Belajar Memaafkan

Sebagai seorang ibu, seringkali Bunda melihat si Kecil bermain dan kemudian terlibat perkelahian dengan temannya karena berebut mainan. Terutama bila ia telah berusia 5 tahun dan memiliki banyak teman serta kemauan.

 

Bila begitu, Bunda pasti ingin si Kecil bisa cepat berbaikan dengan temannya dan kembali bermain seperti sedia kala. Namun ada kala si Kecil menolak bermain lagi dengan temannya dan memillih bermain sendiri, meskipun temannya sudah menyodorkan tangan untuk minta maaf. Nah, di sinilah peran Bunda dalam mendidik anak mulai diuji.

Marah dan kesal bisa terjadi pada siapa pun, termasuk juga pada seorang anak kecil. Kemarahan karena dipukul teman, berebut mainan, atau jatuh karena didorong saat bermain adalah hal yang biasa. Yang harus dipikirkan Bunda adalah apakah si Kecil bisa memaafkan temannya itu. Bukan apa-apa, memaafkan jauh lebih sulit ketimbang minta maaf.

Meskipun anak memiliki egosentris yang lumayan tinggi dan masih sulit mengelola amarahnya, mereka sebenarnya dilahirkan dengan naluri untuk memberi maaf lebih besar ketimbang orang dewasa. Ini terjadi karena konflik yang dia alami lebih sederhana. Selain itu seorang anak juga masih bisa diajak untuk memahami emosi dan emosi orang lain sehingga proses memaafkan jadi lebih mudah.

Cara mendidik anak untuk memiliki Kemampuan memahami emosi sendiri dan orang lain ini bisa diasah sedini mungkin oleh Bunda, bahkan saat si Kecil masih berusia di bawah lima tahun. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa Bunda lakukan dalam cara mendidik anak yang baik untuk mengajarkan si Kecil agar mudah memaafkan orang lain:

 

Berikan si Kecil Contoh Cara Memaafkan

Proses memaafkan akan lebih mudah dilakukan si Kecil bila dia mempunyai contoh langsung dari orang tuanya. Bunda jangan ragu membiasakan diri meminta maaf bila melakukan hal yang tidak disukai si Kecil. Sehingga si Kecil juga tidak sungkan untuk meminta maaf bila melakukan kesalahan.

Selain kata, “Ya, saya maafkan” si Kecil juga harus diajari bahwa bahasa tubuh seperti berjabat tangan, atau memeluk juga termasuk cara untuk memaafkan.

Bunda harus memastikan permintaan maaf juga bersamaan dengan rasa menyesal, jangan sampai permintaan maaf bisa digunakan untuk mengulangi kesalahan yang sama.

 

Belajar Menyalurkan Kemarahan

Beberapa anak cenderung untuk tertutup dan menolak untuk menyalurkan kemarahannya, sehingga proses memaafkan jadi sulit. Bila si Kecil bertipe seperti ini, Bunda harus mengajari bagaimana menyalurkan kemarahannya. Misalnya dengan mengambar, menulis, atau bicara langsung pada orang yang membuatnya marah. Bila dada si Kecil plong, maka akan mudah memaafkan.

 

Belajar Bersikap Jujur

Tanamkan sikap jujur pada si Kecil sedini mungkin. Cara mendidik anak dengan baik seperti ini akan membuat si Kecil dengan jujur akan berani untuk berterus terang, terutama pada orang yang membuatnya sakit hati. Misalnya berkata pada temannya, “Kamu jangan dorong-dorong aku lagi. Kalau aku jatuh nanti luka lagi.”

Dan saat proses memaafkan, Bunda bisa mengajarkan si Kecil untuk memberikan persyaratan atas maafnya tadi. “Jangan kamu ulangi lagi ya?” Dengan begitu, dia bisa yakin kalau temannya tidak akan mengulang kesalahannya lagi. Berani berterus terang juga akan membuat si Kecil berani mengemukakan pendapatnya.

 

Ada Alasan untuk Memaafkan

Terkadang kesalahan yang terjadi itu tidak disengaja. Jadi tidak ada salahnya Bunda untuk mengajarkan kepada si Kecil kalau temannya mungkin tidak sengaja menyakitinya atau membuatnya marah. Tanamkan kalau semua hal ada alasannya, misalnya “Jangan menangis, Adek masih kecil jadi tidak tahu kalau mainan itu punya Kakak.”

Dengan adanya alasan untuk memaafkan, si Kecil pasti akan mudah menerima kesalahan orang lain.

 

Belajar Menjadi Kuat

Tanamkan pemikiran ini pada si Kecil, bahwa hanya orang yang kuatlah yang mampu memaafkan kesalahan orang lain. Sementara hanya orang lemah yang tidak mampu memberi maaf kepada orang lain. Tanamkan kalau dirinya adalah orang kuat karenanya harus bisa memaafkan. Dengan demikian si Kecil akan menjadi sosok yang kuat untuk menghadapi rasa sakit hati atau marah.

 

Beri Pujian

Bunda jangan ragu untuk memberinya pujian jika si Kecil sudah berhasil memaafkan temannya. Pujian itu bisa menjadi motivasi untuk bisa memaafkan orang lain lagi bila dia tersakiti.

Mengajarkan si Kecil untuk memaafkan sejak dini memang sangat penting. Karena itu akan berpengaruh pada bagaimana si Kecil mengelola kemarahannya dan hubungannya dengan orang lain pada saat dewasa.

 

Sumber : www.dancow.co.id